Thursday, April 8, 2010

مجموع فتاوى -Sheikh Muhammad Shalih al-'Utsaimin

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


[Muslimin yang dirahmati Allah sekelian , sebagai penambahbaikan terhadap sarana-sarana peningkatan ilmu agama yang perlu kita tambahi dalam beramal, maka saya akan adakan satu ruangan soal-jawab agama di-blogspot ini yang akan meliputi berbagai -bagai masalah agama baik aqidah, ibadah , muamalat dll yang akan dijawab oleh para alim-ulamak panutan umat yang terkenal, antara-nya Sheikh Muhammad Shalih al-'Utsaimin, Sheikh Bin Baz , Sheikh al-Albaani , Sheikh Fauzan , Dr Yusof al-Qardhawi dan tidak ketinggalan ulamak aliran sunnah nusantara al-ustaz Hassan Bandung serta al-ustaz Abdul Qadir Hassan semuga Allah merahmati mereka semua. Semuga kita semua mendapat banyak manafaat darinya.]
----------------------------------------------------------------------------------------------
Soalan : Apakah yang di-maksudkan dengan Wasitiyah (bersikap pertengahan) dalam agama (dien) ?. [kategori : Akidah]

------------------------------------------------------------------------------------------------


Jawab : Wasitiyah dalam dien adalah tidak ghuluw (berlebih-lebihan) sehingga seseorang akan melampaui batas ketentuan Allah swt dan juga tidak meringkas-nya sehingga mengurangi apa yang sudah menjadi ketentuan Allah swt.

Wasitiyah dalam dien adalah berpegang teguh dengan sunnah Nabi saw sedangkan ghuluw dalam dien adalah melampaui dan sikap taqshir (meremehkan) adalah tidak mencapai apa yang dijalani Nabi saw.

Sebagai contoh adalah seseorang berkata : Saya akan qiyamulail terus menerus dan tidak tidur sepanjang masa kerana shalat termasuk ibadah yang paling utama , maka saya akan menghidupkan malam-malam ku dengan shalat. Ini adalah ghuluw dalam dien dan ini bukan sikap yang benar. Hal seperti pernah terjadi pada masa Nabi saw . Pernah ada beberapa sahabat berkumpul dan seorang dari mereka berkata : "Saya akan qiyamulail terus-menerus dan tidak tidur". Yang lain berkata:"Saya akan puasa terus menerus dan tidak berbuka". dan yang ketiga berkata: "Saya tidak akan menikahi wanita". Berita ini sampai kepada Nabi saw . Maka beliau berdabda:

ما بال أ قوام قالوا كذا وكذا لكني أصلي وأنام وأصوم وأفطر وأتزوج النساء فمن رغب عن
سنتي فليس مني

"Mengapa ada segolongan kaum yang berkata begini dan begitu. Saya puasa dan berbuka. Saya qiamulail dan saya tidur dan saya menikahi wanita. Barangsiapa yang membenci sunnahku , maka ia bukan termasuk golongan ku" (Bukhari no.6101).

Mereka inilah orang-orang yang ghuluw dalam dien, Rasul saw berlepas diri dari mereka kerana meraka membenci sunnah Rasul saw yang antara-nya adalah berpuasa dan berbuka, qiyamulail dan tidur dan menikahi wanita. Adapun orang yang meringkas adalah orang yang berkata: Saya tidah memerlukan amalan sunnah . Maka saya tidak mengamalkan sunnah dan cukup bagiku mengamalkan yang fardhu saja. Bahkan bisa jadi dia meringkas yang fardhu . Inilah orang yang meringkas.

Orang yang bersikap tengah-tengah adalah yang berjalan sesuai dengan yang di tempuh oleh Rasul saw dan para khulafar rasyidin.

Contoh lain adalah: Ada tiga orang laki-laki sedangkan di depan mereka ada seorang fasik. Salah seorang di antara mereka berkata: Saya tidak mahu mengucapkan salam kepada orang fasik ini. Saya akan memutuskan hubungan dan menjauhi darinya serta tidak akan berbicara dengannya. Sedangkan orang kedua mengatakan: Saya akan berjalan dengan orang fasik ini, saya akan menberi salam kepadanya , bermanis muka dihadapannya, saya akan memanggilnya untukku, dan saya akan memenuhi panggilannya. Menurutku dia seperti orang shalih. Dan orang ketiga mengatakan: Ini adalah orang fasiq , saya membencinya kerana kefasikannya dan saya mencintainya kerana iman-nya , saya akan menghajr (memutuskan hubungan)dengannya kalau sekiranya hal itu penyebab kebaikannya , namun jika tidak dan bahkan justru akan menambah kefasikannya , maka saya pun tidak menghajrnya.

Maka kami katakan ; orang yang pertama adalah orang yang berlebihan sedangkan orng yang kedua adalah orang yang meringkas (muqassir) sedang orang yang ketiga adalah mutawassit (bersikap pertengahan).

Contoh ketiga adalah seorang lelaki yang dijadikan tawanan oleh isterinya. Dia bersikap istrinya dari perbuatan dosa serta tidak menganjurkan untuk berbuat baik. Istrinya telah menguasai akal fikirannya dan menjadi peminpinnya. Sedangkan lelaki yang kedua berbuat aniaya , sombong dan tinggi hati terhadap istrinya , tidak memperdulikannya dan menganggap istrinya lebih rendah dari seorang pembantu. Dan yang ketiga adalah orang yang bersikap tengah-tengah , menpergauli istrinya sesuai yang diperintahkan Allah da Rasulnya

ولهن مثل الذي عليهن بالمعروف

Dan para wanita menpunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf.(Al baqarah - 228).

Sabda Rasul saw,


لا يفرك مؤمن مؤمنة ان كره منها خلقا ر ضي منها خرآ

Janganlah sesorang mukmin membenci istrinya, bila ia tidak senang dengan salah satu prilakunya , boleh jadi ia menyukai prilakunya yang lain. (Muslim) .

Yang terakhir inilah yang mutawassit , bersikap pertengahan. Sedangkan yang pertama adalah ghuluw dalam bergaul dengan istrinya dan yang kedua adalah meringkas. Maka qiaskanlah amal-amal dan ibadah-ibadah yang lain dengan ini.


sekian.